Puisi: Imajiku Akan Kita

Teruntuk kesucian tanpa cela…
Sekejap dulu kita intip dunia…
Lewat bolongan gubuk yang kini tiada…
Gubuk reot tempat padupadankan luka…
Iya, luka sengsara derita nestapa kita…

Terdengar hiperbola? Biar saja!
Toh hidup memang serba terbahana…
Tak seorangpun terangkan kita kata bahagia…
Hingga lelah memaksa kita munyulapnya ada…
Yang paling tak bahagia itulah yang bahagia…

Terdengar paradoks? Masa Goblok!
Toh hidup terlalu banyak kedok…
Tak seorangpun menolong kita manakala terperosok…
Hingga borok memaksa kita menyulapnya jadi sosok…
Tetaplah menyosok walau tak berkelompok…

Terdengar sok? Demi apa, sumpah!
Toh hidup selalu penuh sampah…
Tak seorangpun tenangkan kita saat menyumpah…
Hingga amarah memaksa kita untuk lemah…
Karena yang lemah bisa mengalah…

Harus kuakhiri semua ini!
Karena apa? Karena semua ini tak asli!
Supaya apa? Supaya otak-hati kita tak letih!
Dari apa? Dari ritual yang membunuh esensi!
Mengapa? Karena hanya kita yang mengerti!

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments